Peran Perpustakaan Digital Sebagai Sumber Belajar
Perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktivitas
pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran
informasi. Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah
dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan,
penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan
berbagai layanan jasa lainnya. Perpustakaan diharapkan sebagai pusat kegiatan
pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca. Salah satu upaya pengembangan
minat dan kegemaran membaca. Di era teknologi saat ini, informasi sangat mudah
sekali di dapatkan dari berbagai sumber tak hanya buku/koleksi cetak. Hal inilah yang kemudian berimplikasi pada
semakin maraknya industri perbukuan/penerbit di Indonesia secara khusus dan
dunia perbukuan secara global. Pada era informasi abad ini, teknologi informasi
dan komunikasi atau ICT (Information and Communication Teclznology) telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan global. Oleh karena itu,
setiap institusi, termasuk perpustakaan berlomba untuk mengintegrasikan ICT
guna membangun dan memberdayakan sumber daya manusia berbasis pengetahuan agar
dapat bersaing dalam era global. Perkembangan ICT ini akhirnya melahirkan
sebuah perpustakaan berbasis komputer. Ada automasi perpustakaan, ada pula
perpustakaan digital.
Perpustakaan
digital adalah perpustakaan yang
mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa
diakses dengan komputer atau gadget.
Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa
kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan
kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu
komputer server yang bisa ditempatkan secara
lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah
lewat jaringan komputer.
Istilah perpustakaan digital pertama kali diperkenalkan lewat proyek NSF/DARPA/NASA: Digital Libraries Initiative pada
tahun 1994.
Perpustakaan
digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan
tradisional. Chapman dan Kenney (Dalam sismanto 2008), mengemukakan empat
alasan yaitu:
1. Institusi
dapat berbagi koleksi digital.
2. Koleksi
digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal.
3. Penggunaannya
akan meningkatkan akses elektronik.
4. Nilai
jangka panjang koleksi digital akan mengurangi biaya berkaitan dengan
pemeliharaan dan penyampaiannya.
Dengan
demikian, adanya perpustakaan digital diharapkan dapat mempermudah pencarian
informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database
dalam format digital dengan cepat, tepat, dan akurat. Perpustakaan digital juga
dapat dijadikan sebagai salah satu alternative pengembangan sumber belajar
disekolah untuk menghadapi kemajuan perkembangan teknologi terutama teknologi
informasi dan komunikasi.
Perpustakaan
digital bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi yang
sudah dipublikasikan. Dengan tidak terbatasnya informasi terutama sumber
belajar yang dapat diakses oleh pelajar dan tenaga pengajar melalui
peprpustakaan digital akan berdampak pada proses kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran akan tidak lagi berpusat pada tenaga pengajar (teacher centered) tetapi sudah bergeser ke kemandirian
pelajar (student centered), active learning dan pembelajaran berbasis aneka
sumber. Dengan demikian konstruktivisme dalam pembelajaran yang berorientasi
pada pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan
dapat terlaksana dengan baik sehingga pelajar tidak lagi belajar dengan
tuntutan subject matter oriented tapi mereka akan mengkontruksi apa yang
dipelajarinya dalam proses pembelajarannya dan dapat menerapkan dalam
kehidupannya. Serta pelajar akan dapat menentukan dengan bebas dan mudah
informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan yang terkoneksi secara intranet maupun
internet memungkinkan tenaga pengajar dan pelajar dapat melaksanakan pembelajaran
lebih efektif, karena dapat mengakses informasi ( sumber belajar ) dimana saja
tidak harus ke perpustakaan secara fisik.
Oleh
: Oky Yudha Pratama
Komentar
Posting Komentar